Logo SATRIA PALA

Rabu, 15 Februari 2012

satria pala: uji coba 3

satria pala: uji coba 3

uji coba 3

satria pala: uji coba 2

satria pala: uji coba 2

uji coba 2

satria pala: uji coba 1

satria pala: uji coba 1

uji coba 1

satria pala: terjun in curug belot

satria pala: terjun in curug belot

terjun in curug belot

satria pala: Reppling satria pala with yuli

satria pala: Reppling satria pala with yuli

Reppling satria pala with yuli

satria pala: Reppling satria pala with kawer

satria pala: Reppling satria pala with kawer

Reppling satria pala with kawer

satria pala: Reppling satria pala with huda

satria pala: Reppling satria pala with huda

Reppling satria pala with huda

satria pala: Reppling satria pala with adish

satria pala: Reppling satria pala with adish

satria pala: Reppling satria pala with joko

satria pala: Reppling satria pala with joko

Reppling satria pala with joko

Reppling satria pala with adish





Rabu, 08 Februari 2012

satria pala: Sejarah Gunung Slamet

satria pala: Sejarah Gunung Slamet

Sejarah Gunung Slamet

Sejarah Gunung Slamet



Gunung Slamet adalah gunung yang berada di kabupaten Purbalingga, Brebes dan Banjarnegara. Tepatnya di sebelah Barat kota Purbalingga dan sebelah Utara kota Purwokerto pada ketinggian Gunung ini mencapai 3432 m dpl dan termasuk gunung berapi tertinggi di Jawa dengan memiliki 4 buah kawah aktif yang terletak di puncaknya, sehingga dianjurkan untuk mendaki puncak sebelum pukul 10 pagi untuk menghindari adanya gas beracun. Dari puncak dapat terlihat gunung-gunung lainnya di jawa tengah seperti gunung Sumbing, Sindoro, merbabu, merapi bahkan kalau sedang cerah bisa melihat gunung Lawu.

Pada bulan-bulan tertentu cuaca di gunung ini sangat ekstrim dan seringkali terjadi badai pada puncaknya, suhu udara turun dengan drastis untuk mengantisipasinya jangan lupa membawa baju hangat, jas hujan dan kantung tidur agar tidak terkena hipotermia jika ingin mendaki gunung ini. Sebagian jalur pendakian amat curam dan pada musim hujan, jalur pendakian menjadi semakin berat karena jalur tersebut terisi oleh air.

Sebagian masyarakat jawa mempercayai bahwa gunung slamet adalah pusat dari pulau Jawa. Mereka juga menyebut gunung ini dengan nama gunung Lanang. Bahkan mereka juga percaya bahwa gunung ini adalah gunung yang angker, yang banyak didiami oleh mahluk halus. Terlepas dari mitos dan kepercayaan yang ada, gunung ini merupakan gunung yang indah, terutama di Pelawangan yaitu daerah sebelum puncak.

Ada beberapa pintu masuk untuk mendaki gunung ini yaitu melalui Bambangan, Batu Raden, Kaliwadas dan Randudongka. Tapi jalur resminya adalah melalui Bambangan, jalur-jalur lainnya sudah ditutup untuk keselamatan. Pemandangan yang di temui melalui pintu masuk Bambangan cukup beragam, dari pintu masuk perkebunan mendominasi rute perjalanan, lalu berganti dengan hutan hujan tropis, mendekati puncak berganti dengan semak semak, dan puncaknya berupa batu-batuan dan pasir. Jalur yang ditempuh cukup sulit dengan rata-rata kemiringan lebih dari 400.

Jalur Bambangan: 
Bambangan merupakan sebuah desa yang terletak di lereng gunung slamet.
Dari desa ini menuju pos pertama melalui perkebunan sayur yang masih dapat ditempuh dengan motor sampai pos pesanggrahan perum perhutani Serang, setalah itu perjalanan harus dilanjutkan dengan berjalan kaki. Biasanya pendaki memulai perjalanan pada sore untuk menghindari panasnya sengatan matahari ketika berjalan diperkebunan yang terbuka.





"Salam Lestari"

Selasa, 07 Februari 2012

satria pala: PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DALAM KEGIATAN ALAM TERBUKA

satria pala: PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DALAM KEGIATAN ALAM TERBUKA

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DALAM KEGIATAN ALAM TERBUKA

I. PENDAHULUAN
Kegiatan Alam Terbuka (KAT) adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan di lokasi yang masih alami baik berupa hutan, perbukitan, pantai dll. Kegiatan di alam terbuka saat ini banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai salah satu alternatif wisata, kegiatan pendidikan dan bahkan penelitian. Selain untuk tujuan-tujuan tersebut, kegiatan ini juga bermanfaat untuk mengenal Kebesaran Illahi melalui keajaiban alam yang merupakan ciptaan-Nya berupa berbagai keneragaman hayati yang sangat beraneka ragam yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri.
Namun dalam pelaksanaanya, kegiatan ini ternyata memiliki resiko yang cukup tinggi. Karena tidak seperti kegiatan wisata lainnya yang didukung oleh fasilitas yang menunjang keselamatan pelaku atau pengunjung, Kegiatan Alam Terbuka justru sangat rentan terjadinya kecelakaan karena memang kegiatan ini dilaksanakan ditempat yang masih alami seperti kondisi perbukitan terjal, jurang, aliran sungai yang deras, dan kondisi alam lainnya yang berpotensi menimbulkan bahaya dan juga mempersulit upaya penyelamatan bagi korban atau penderita.
Meskipun bukan suatu hal yang diharapkan, kecelakaan (accident) memerlukan langkah antisipatif yang diantaranya dengan mengetahui atau mendiagnosa penyakit maupun akibat kecelakaan, penanganan terhadap korban dan evakuasi korban bila diperlukan. Hal ini memerlukan pengetahuan agar korban tidak mengalami resiko cidera yang lebih besar.
II. DEFINISI
Pertolongan Pertama (PP) adalah perawatan pertama yang diberikan kepada orang yang mendapat kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba datang sebelum mendapatkan pertolongan dari tenaga medis. Ini berarti:
1.     Pertolongan Pertama harus diberikan secara cepat walaupun perawatan selanjutnya tertunda.
2.     Pertolongan Pertama harus tepat sehingga akan meringankan sakit korban bukan menambah sakit korban.
III. DASAR-DASAR PERTOLONGAN PERTAMA
Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum si korban mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita sembuh dari penyakit yang dialami. Pertolongan Pertama biasanya diberikan oleh orang-orang disekitar korban yang diantaranya akan menghubungi petugas kesehatan terdekat. Pertolongan ini harus diberikan secara cepat dan tepat sebab penanganan yang salah dapat berakibat buruk, cacat tubuh bahkan kematian.
Namun sebelum kita memasuki pembahasan kearah penanggulangan atau pengobatan terhadap luka, akan lebih baik kita berbicara dulu mengenai pencegahan terhadap suatu kecelakaan (accident), terutama dalam kegiatan di alam bebas. Selain itu harus kita garis bawahi bahwa situasi dalam berkegiatan sering memerlukan bukan sekedar pengetahuan kita tentang pengobatan, namun lebih kepada pemahaman kita akan prinsip-prinsip pertolongan terhadap korban. Sekedar contoh, beberapa peralatan yang disebutkan dalam materi ini kemungkinan tidak selalu ada pada setiap kegiatan, aka kita dituntut kreatif dan mampu menguasai setiap keadaan.
a. Prinsip Dasar
Adapun prinsip-prinsip dasar dalam menangani suatu keadaan darurat tersebut diantaranya:
1.     Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau kurang berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita menolong korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya.
2.     Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien. Hindarkan sikap sok pahlawan. Pergunakanlah sumberdaya yang ada baik alat, manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota.
3.     Biasakan membuat cataan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda lakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dsb. Catatan ini berguna bila penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.
b. Sistematika Pertolongan Pertama
Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah :
1. Jangan Panik
Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan diutamakan diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih mungkin untuk ditolong.
2. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya.
Pentingnya menjauhkan dari sumber kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakan ulang yang akan memperberat kondisi korban. Keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan pertolongan dengan tenang dan dapat lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada kondisi korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan secara tergesa-gesa yaitu dapat membahayakan atau memperparah kondisi korban.
3. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.
Bila pernafasan penderita berhenti segera kerjakan pernafasan bantuan.
1.     Pendarahan.
Pendarahan yang keluar pembuluh darah besar dapat membawa kematian dalam waktu 3-5 menit. Dengan menggunakan saputangan atau kain yang bersih tekan tempat pendarahan kuat-kuat kemudian ikatlah saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang, atau apapun juga agar saputangan tersebut menekan luka-luka itu. Kalau lokasi luka memungkinkan, letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.



 
5. Perhatikan tanda-tanda shock.
Korban-korban ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari letak anggota tubuh yang lain. Apabila korban muntah-muntah dalm keadaan setengah sadar, baringankan telungkup dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang lainnya. Cara ini juga dilakukan untuk korban-korban yang dikhawatirkan akan tersedak muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya. Apabila penderita mengalami cidera di dada dan penderita sesak nafas (tapi masih sadar) letakkan dalam posisi setengah duduk.
6. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru.
Korban tidak boleh dipindahakan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan cidera yang dialaminya kecuali bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan bagi korban dibiarkan ditempat tersebut. Apabila korban hendak diusung terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang patah dibidai. Dalam mengusung korban usahakanlah supaya kepala korban tetap terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat oleh kotoran atau muntahan.
7. Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan.
Setelah dilakukan pertolongan pertama pada korban setelah evakuasi korban ke sentral pengobatan, puskesmas atau rumah sakit. Perlu diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving dan mengurangi kecacatan, bukan terapi. Serahkan keputusan tindakan selanjutnya kepada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.


 
IV. KASUS-KASUS KECELAKAAN ATAU GANGGUAN DALAM KEGIATAN ALAM TERBUKA
Berikut adalah kasus-kasus kecelakaan atau gangguan yang sering terjadi dalam kegiatan di alam terbuka berikut gejala dan penanganannya:
a. Pingsan (Syncope/collapse) yaitu hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan O2, lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), hiploglikemia, animea.
Gejala
·         Perasaan limbung
·         Lemas
·         Pandangan berkunang-kunang
·         Tak respon (beberapa menit)
·         Telinga berdenging
·         Menguap berlebihan
·         Nafas tidak teratur
·         Keringat dingin
·         Muka pucat
·         Denyut nadi lambat
·         Biji mata melebar
·          
Penanganan
1.     Baringkan korban dalam posisi terlentang
2.     Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
3.     Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat pernafasan
4.     Beri udara segar
5.     Periksa kemungkinan cedera lain
6.     Selimuti korban
7.     Korban diistirahatkan beberapa saat
8.     Bila tak segera sadar >> periksa nafas dan nadi >> posisi stabil >> Rujuk ke instansi kesehatan
b. Dehidrasi yaitu suatu keadaan dimana tubuh mengalami kekurangan cairan. Hal ini terjadi apabila cairan yang dikeluarkan tubuh melebihi cairan yang masuk. Keluarnya cairan ini biasanya disertai dengan elektrolit (K, Na, Cl, Ca). Dehidrasi disebabkan karena kurang minum dan disertai kehilangan cairan/banyak keringat karena udara terlalu panas atau aktivitas yang terlalu berlebihan.
Gejala dan tanda dehidrasi
NO
Dehidrasi ringan
Dehidrasi sedang
Dehidrasi berat
1
Defisit cairan 5% dari berat badan
Defisit cairan antara 5-10% dari berat badan
Defisit cairan lebih dari 10% dari berat badan
2
Penderita merasa haus
Nadi lemah
Hipotensi
3
Denyut nadi lebih dari 90x/menit
Nadi lebih dari 90x/menit
Nadi sangat lemah, sampai tak terasa
4

Sangat haus
Kejang-kejang
5


Mata cekung
Penanganan
1.     Mengganti cairan yang hilang dan mengatasi shock
2.     mengganti elektrolit yang lemah
3.     Mengenal dan mengatasi komplikasi yang ada
4.     Memberantas penyebabnya
5.     Rutinlah minum jangan tunggu haus
c. Asma yaitu penyempitan/gangguan saluran pernafasan.
Gejala
·         Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas
·         Terdengar suara nafas tambahan
·         Otot Bantu nafas terlihat menonjol (dileher)
·         Irama nafas tidak teratur
·         Terjadinya perubahan warna kulit (merah/pucat/kebiruan/sianosis)
·         Kesadaran menurun (gelisah/meracau)
Penanganan
1.     Tenangkan korban
2.     Bawa ketempat yang luas dan sejuk
3.     Posisikan ½ duduk
4.     Atur nafas
5.     Beri oksigen (bantu) bila diperlukan
d. Pusing/Vertigo/Nyeri Kepala yaitu sakit kepala yang disebabkan oleh kelelahan, kelaparan, gangguan kesehatan dll.
Gejala
·         Kepala terasa nyeri/berdenyut
·         Kehilangan keseimbangan tubuh
·         Lemas


 
Penanganan
1.     Istirahatkan korban
2.     Beri minuman hangat
3.     beri obat bila perlu
4.     Tangani sesuai penyebab
e. Maag/Mual yaitu gangguan lambung/saluran pencernaan.
Gejala
·         Perut terasa nyeri/mual
·         Berkeringat dingin
·         Lemas
Penanganan
1.     Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun berbaring sesuai kondisi korban
2.     Beri minuman hangat (teh/kopi)
3.     Jangan beri makan terlalu cepat
f. Lemah jantung yaitu nyeri jantung yang disebabkan oleh sirkulasi darah kejantung terganggu atau terdapat kerusakan pada jantung.
Gejala
·         Nyeri di dada
·         Penderita memegangi dada sebelah kiri bawah dan sedikit membungkuk
·         Kadang sampai tidak merespon terhadap suara
·         Denyut nadi tak teraba/lemah
·         Gangguan nafas
·         Mual, muntah, perasaan tidak enak di lambung
·         Kepala terasa ringan
·         Lemas
·         Kulit berubah pucat/kebiruan
·         Keringat berlebihan
Tidak semua nyeri pada dada adalah sakit jantung. Hal itu bisa terjadi karena gangguan pencernaan, stress, tegang.
Penanganan
1.     Tenangkan korban
2.     Istirahatkan
3.     Posisi ½ duduk
4.     Buka jalan pernafasan dan atur nafas
5.     Longgarkan pakaian dan barang barang yang mengikat pada badan
6.     Jangan beri makan/minum terlebih dahulu
7.     Jangan biarkan korban sendirian (harus ada orang lain didekatnya)
f. Histeria yaitu sikap berlebih-lebihan yang dibuat-buat (berteriak, berguling-guling) oleh korban; secara kejiwaan mencari perhatian.
Gejala
·         Seolah-olah hilang kesadaran
·         Sikapnya berlebihan (meraung-raung, berguling-guling di tanah)
·         Tidak dapat bergerak/berjalan tanpa sebab yang jelas
Penanganan
1.     Tenangkan korban
2.     Pisahkan dari keramaian
3.     Letakkan di tempat yang tenang
4.     Awasi
g. Mimisan yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung karena suhu ekstrim (terlalu panas/terlalu dingin)/kelelahan/benturan.
Gejala
·         Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri
·         Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung tersumbat oleh darah
·         Kadang disertai pusing
Penanganan
1.     Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman
2.     Tenangkan korban
3.     Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
4.     Diminta bernafas lewat mulut
5.     Bersihkan hidung luar dari darah
6.     Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan Pertama
h. Kram yaitu otot yang mengejang/kontraksi berlebihan.
Gejala
·         Nyeri pada otot
·         Kadang disertai bengkak
Penanganan
1.     Istirahatkan
2.     Posisi nyaman
3.     Relaksasi
4.     Pijat berlawanan arah dengan kontraksi
i. Memar yaitu pendarahan yang terdi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan keras.
Gejala
·         Warna kebiruan/merah pada kulit
·         Nyeri jika di tekan
·         Kadang disertai bengkak
Penanganan
1.     Kompres dingin
2.     Balut tekan
3.     Tinggikan bagian luka
J. Keseleo yaitu pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya disertai kram.
Gejala
·          
·         Bengkak
·         Nyeri bila tekan
·         Kebiruan/merah pada derah luka
·         Sendi terkunci
·         Ada perubahan bentuk pada sendi


 
Penanganan
1.     Korban diposisikan nyaman
2.     Kompres es/dingin
3.     Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan
4.     Tinggikan bagian tubuh yang luka
k. Luka yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba karena kekerasan/injury.
Gejala
·         Terbukanya kulit
·         Pendarahan
·         Rasa nyeri
Penanganan
1.     Bersihkan luka dengan antiseptic (alcohol/boorwater)
2.     Tutup luka dengan kasa steril/plester
3.     Balut tekan (jika pendarahannya besar)
4.     Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menangani luka:
1.     Ketika memeriksa luka: adakah benda asing, bila ada:
o    Keluarkan tanpa menyinggung luka
o    Kasa/balut steril (jangan dengan kapas atau kain berbulu)
o    Evakuasi korban ke pusat kesehatan
2.     Bekuan darah: bila sudah ada bekuan darah pada suatu luka ini berarti luka mulai menutup. Bekuan tidak boleh dibuang, jika luka akan berdarah lagi.
l. Pendarahan yaitu keluarnya darah dari saluran darah kapan saja, dimana saja, dan waktu apa saja. Penghentian darah dengan cara
1.     Tenaga/mekanik, misal menekan, mengikat, menjahit dll
1.     Fisika:
·         Bila dikompres dingin akan mengecil dan mengurangi pendarahan
·         Bila dengan panas akan terjadinya penjedalan dan mengurangi
1.     Kimia: Obat-obatan
2.     Biokimia: vitamin K
3.     Elektrik: diahermik
m. Patah Tulang/fraktur yaitu rusaknya jaringan tulang, secara keseluruhan maupun sebagian
Gejala
·         Perubahan bentuk
·         Nyeri bila ditekan dan kaku
·         Bengkak
·         Terdengar/terasa (korban) derikan tulang yang retak/patah
·         Ada memar (jika tertutup)
·         Terjadi pendarahan (jika terbuka)

Jenisnya
·         Terbuka (terlihat jaringan luka)
·         Tertutup
Penanganan
1.     Tenangkan korban jika sadar
Untuk patah tulang tertutup
1.     Periksa Gerakan (apakah bagian tubuh yang luka bias digerakan/diangkat)
Sensasi (respon nyeri) / Sirkulasi (peredaran darah
1.     Ukur bidai disisi yang sehat
2.     Pasang kain pengikat bidai melalui sela-sela tubuh bawah
3.     Pasang bantalan didaerah patah tulang
4.     Pasang bidai meliputi 2 sendi disamping luka
5.     Ikat bidai
6.     Periksa GSS
Untuk patah tulang terbuka
1.Buat pembalut cincin untuk menstabilkan posisi tulang yang mencuat
2.Tutup tulang dengan kasa steril, plastik, pembalut cincin
3.Ikat dengan ikatan V
4.Untuk selanjutnya ditangani seperti pada patah tulang tertutup
Tujuan Pembidaian
1.     Mencegah pergeseran tulang yang patah
2.     memberikan istirahat pada anggota badan yang patah
3.     mengurangi rasa sakit
4.     Mempercepat penyembuhan
n. Luka Bakar yaitu luka yangterjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api, air panas, listrik, atau zat-zat yang bersifat membakar)
Penanganan
1.     Matikan api dengan memutuskan suplai oksigen
2.     Perhatikan keadaan umum penderita
3.     Pendinginan
·         Membuka pakaian penderita/korban
·         Merendam dalam air atau air mengalir selama 20 atau 30 menit. Untuk daerah wajah, cukup dikompres air
1.     Mencegah infeksi
o    Luka ditutup dengan perban atau kain bersih kering yang tak dapat melekat pada luka
o    Penderita dikerudungi kain putih
o    Luka jangan diberi zat yang tak larut dalam air seperti mentega, kecap dll
2.     Pemberian sedative/morfin 10 mg im diberikan dalam 24 jam sampai 48 jam pertama
3.     Bila luka bakar luas penderita diKuasakan
4.     Transportasi kefasilitasan yang lebih lengkap sebaiknya dilakukan dalam satu jam bila tidak memungkinkan masih bisa dilakukan dalam 24-48 jam pertama dengan pengawasan ketat selama perjalanan.
5.     Khusus untuk luka bakar daerah wajah, posisi kepala harus lebih tinggi dari tubuh.


 
o. Hipotermia yaitu suhu tubuh menurun karena lingkungan yang dingin
Gejala
·         Menggigil/gemetar
·         Perasaan melayang
·         Nafas cepat, nadi lambat
·         Pandangan terganggu
·         Reaksi manik mata terhadap rangsangan cahaya lambat
Penanganan
1.     Bawa korban ketempat hangat
2.     Jaga jalan nafas tetap lancar
3.     Beri minuman hangat dan selimut
4.     Jaga agar tetap sadar
5.     Setelah keluar dari ruangan, diminta banyak bergerak (jika masih kedinginan)
p. Keracunan makanan atau minuman
Gejala
·         Mual, muntah
·         Keringat dingin
·         Wajah pucat/kebiruan

Penanganan
1.     Bawa ke tempat teduh dan segar
2.     Korban diminta muntah
3.     Diberi norit
4.     Istirahatkan
5.     Jangan diberi air minum sampai kondisinya lebih baik
q. Gigitan binatang gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupakan alat dari binatang tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu yang mengancam keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi dua jenis; yang berbisa (beracun) dan yang tidak memiliki bisa. Pada umumnya resiko infeksi pada gigitan binatang lebih besar daripada luka biasa.
Pertolongan Pertamanya adalah:
·         Cucilah bagian yang tergigit dengan air hangat dengan sedikit antiseptik
·         Bila pendarahan, segera dirawat dan kemudian dibalut
Ada beberapa jenis binatang yang sering menimbulkan ganguan saat melakukan kegiatan di alam terbuka, diantaranya:
1. Gigitan Ular
Tidak semua ular berbisa, akan tetapi hidup penderita/korban tergantung pada ketepatan diagnosa, maka pad keadaan yang meragukan ambillah sikap menganggap ular tersebut berbisa. Sifat bisa/racun ular terbagi menjadi 3, yaitu
1.     Hematotoksin (keracunan dalam)
2.     Neurotoksin (bisa/racun menyerang sistem saraf)
3.     Histaminik (bisa menyebabkan alergi pada korban)
Nyeri yang sangat dan pembengkakan dapat timbul pada gigitan, penderita dapat pingsan, sukar bernafas dan mungkin disertai muntah. Sikap penolong yaitu menenangkan penderita adalah sangat penting karena rata-rata penderita biasanya takut mati.
Penanganan untuk Pertolongan Pertama:
1.     Telentangkan atau baringkan penderita dengan bagian yang tergigit lebih rendah dari jantung.
2.     Tenangkan penderita, agar penjalaran bisa ular tidak semakin cepat
3.     Cegah penyebaran bias penderita dari daerah gigitan
o    Torniquet di bagian proximal daerah gigitan pembengkakan untuk membendung sebagian aliran limfa dan vena, tetapi tidak menghalangi aliran arteri. Torniquet / toniket dikendorkan setiap 15 menit selama + 30 detik
o    Letakkan daerah gigitan dari tubuh
o    Berikan kompres es
o    Usahakan penderita setenang mungkin bila perlu diberikan petidine 50 mg/im untuk menghilangkan rasa nyeri
4.     Perawatan luka
o    Hindari kontak luka dengan larutan asam Kmn 04, yodium atau benda panas
o    Zat anestetik disuntikkan sekitar luka jangan kedalam lukanya, bila perlu pengeluaran ini dibantu dengan pengisapan melalui breastpump sprit atau dengan isapan mulut sebab bisa ular tidak berbahaya bila ditelan (selama tidak ada luka di mulut).
5.     Bila memungkinkan, berikan suntikan anti bisa (antifenin)
6.     Perbaikan sirkulasi darah
o    Kopi pahit pekat
o    Kafein nabenzoat 0,5 gr im/iv
o    Bila perlu diberikan pula vasakonstriktor
7.     Obat-obatan lain
o    Ats
o    Toksoid tetanus 1 ml
o    Antibiotic misalnya: PS 4:1
2. Gigitan Lipan
Ciri-ciri
1.     Ada sepasang luka bekas gigitan
2.     Sekitar luka bengkak, rasa terbakar, pegal dan sakit biasanya hilang dengan sendirinya setelah 4-5 jam
Penanganan
1.     Kompres dengan yang dingin dan cuci dengan obat antiseptik
2.     Beri obat pelawan rasa sakit, bila gelisah bawa ke paramedik
3. Gigitan Lintah dan Pacet
Ciri-ciri
1.     Pembengkakan, gatal dan kemerah-merahan (lintah)

Penanganan
1.     Lepaskan lintah/pacet dengan bantuan air tembakau/air garam
2.     Bila ada tanda-tanda reaksi kepekaan, gosok dengan obat atau salep anti gatal
4. Sengatan Lebah/Tawon dan Hewan Penyengat lainnya
Biasanya sengatan ini kurang berbahaya walaupun bengkak, memerah, dan gatal. Namun beberapa sengatan pada waktu yang sama dapat memasukkan racun dalam tubuh korban yang sangat menyakiti.
Perhatian:
·         Dalam hal sengatan lebah, pertama cabutlah sengat-sengat itu tapi jangan menggunakan kuku atau pinset, Anda justru akan lebih banyak memasukkan racun kedalam tubuh. Cobalah mengorek sengat itu dengan mata pisau bersih atau dengan mendorongnya ke arah samping
·         Balutlah bagian yang tersengat dan basahi dengan larutan garam inggris.
V. EVAKUASI KORBAN
Adalah salah satu tahapan dalam Pertolongan Pertama yaitu untuk memindahkan korban ke lingkungan yng aman dan nyaman untuk mendapatkan pertolongan medis lebih lanjut.
Prinsip Evakuasi
1.     Dilakukan jika mutlak perlu
2.     Menggunakan teknik yang baik dan benar
3.     Penolong harus memiliki kondisi fisik yang prima dan terlatih serta memiliki semangat untuk menyelamatkan korban dari bahaya yang lebih besar atau bahkan kematian


 
Alat Pengangutan
Dalam melaksanakan proses evakusi korban ada beberapa cara atau alat bantu, namun hal tersebut sangat tergantung pada kondisi yang dihadapi (medan, kondisi korban ketersediaan alat). Ada dua macam alat pengangkutan, yaitu:
1. Manusia
Manusia sebagai pengangkutnya langsung. Peranan dan jumlah pengangkut mempengaruhi cara angkut yang dilaksanakan.
Bila satu orang maka penderita dapat:
·         Dipondong : untuk korban ringan dan anak-anak
·         Digendong : untuk korban sadar dan tidak terlalu berat serta tidak patah tulang
·         Dipapah : untuk korban tanpa luka di bahu atas
·         Dipanggul/digendong
·         Merayap posisi miring
Bila dua orang maka penderita dapat:
Maka pengangkutnya tergantung cidera penderita tersebut dan diterapkan bila korban tak perlu diangkut berbaring dan tidak boleh untuk mengangkut korban patah tulang leher atau tulang punggung.
·         Dipondong : tangan lepas dan tangan berpegangan
·         Model membawa balok
·         Model membawa kereta


 
2. Alat bantu
·         Tandu permanen
·         Tandu darurat
·         Kain keras/ponco/jaket lengan panjang
·         Tali/webbing
Persiapan
Yang perlu diperhatikan:
1. Kondisi korban memungkinkan untuk dipindah atau tidak berdasarkan penilaian kondisi dari: keadaan respirasi, pendarahan, luka, patah tulang dan gangguan persendian
2. Menyiapkan personil untuk pengawasan pasien selama proses evakuasi
3. Menentukan lintasan evakusi serta tahu arah dan tempat akhir korban diangkut
4. Memilih alat
5. Selama pengangkutan jangan ada bagian tuhuh yang berjuntai atau badan penderita yang tidak daolam posisi benar







 
VI. FARMAKOLOGI
Farmakologi adalah pengetahuan mengenai obat”n. Yg dibahas disini hanya sekedar obat”n standar yg sering dibutuhkan dalam Kegiatan Alam Terbuka.
NO
Nama Obat
Kegunaan
NO
Nama Obat
Kegunaan
1
CTM
Alergi, obat tidur
14
Oxycan
Memberi tambahan oksigen murni
2
Betadine
Antiseptik
15
Feminax
Nyeri haid
3
Demacolin
Flu, batuk
16
Spasmal
Nyeri haid
4
Entrostop
Diare
17
Counterpain
Pegal linu
5
Asma soho
Asma,sesak nafas
18
Alkohol 70%
Pembersih luka/antiseptic
6
Konidin
Batuk
19
Oralit
Dehidrasi
7
Rivanol
Pembersih luka/antiseptic
20
Chloroetil (obat semprot luar)/ pendix
Pengurang rasa sakit
8
Neo Napacyne
Asma, sesak nafas
21
Antalgin
Pengurang rasa sakit, pusing
9
Povidone Iodine
Antiseptik
22
Paracetamol
Penurun panas
10
Norit
Keracunan
23
Papaverin
Sakit perut
11
Antasida doen
Maag
24
Vitamin C
Sariawan
12
Gestamag
Maag
25
Damaben
Mual
13
Kina
Malaria
26
Dexametason
Sesak nafas



 
VII. PENUTUP
Pertolongan Pertama adalah sebagai suatu tindakan antisipatif dalam keadaan darurat namun memiliki dampak yang sangat besar bagi penderita atau korban. Kesalahan diagnosa dan penanganan dapat mendatangkan bahaya yang lebih besar, cacat bahkan kematian. Satu hal yang perlu diingat adalah Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum si korban mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita sembuh dari penyakit yang dialami. Serahkan penanganan selanjutnya (bila diperlukan) pada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.


“SALAM LESTARI”