Logo SATRIA PALA

Rabu, 19 Desember 2012

Tujuan/Fungsi/Manfaat Belajar Peta Buta di Sekolah

Peta buta adalah sebuah peta gambar dunia, negara atau wilayah tertentu yang tidak disertai dengan tulisan keterangan nama-nama daerahnya. Anak-anak sekolah biasanya mempelajari peta buta pada pelajaran ilmu pengetahuan sosial (ips) atau geografi. Selain peta buta, para siswa siswi sekolah pun dibekali dengan pelajaran tentang peta umum seperti cara membaca peta yang benar, cara membuat peta yang baik, arah mata angin, dan lain-lain.
Banyak orang yang benci dengan pelajaran peta buta, padahal pelajaran peta buta sangat baik bagi semua orang. Ada pula orang yang menyarankan agar pelajaran peta buta dihapus saja dari kurikulum pendidikan di sekolah-sekolah karena dianggap tidak bermanfaat/berguna bagi masa depan seorang anak. Dulu, saya sendiri pribadi pun menganggap bahwa pelajaran peta buta itu adalah pelajaran yang tidak penting, namun setelah saya menyadari bahwa saya adalah seorang yang buta peta dan buta daerah maka anggapan tersebut menjadi terbantahkan.
Beberapa Manfaat Mempelajari Pelajaran Peta Buta di Sekolah :
1. Melatih daya ingat anak-anak dari melihat suatu bentuk gambar
2. Mengatahui letak kota-kota di indonesia sehingga tahu jika mau ke suatu kota harus lewat kota apa saja 3. Bisa menyadari betapa pentingnya kemampuan membaca peta dalam mencari keberadaan suatu tempat
4. Mengetahui hal apa saja yang menarik, khas, atau yang penting untuk diketahui dari suatu tempat
5. Memahami betapa luasnya wilayah negara kita dan juga dunia
Dari beberapa manfaat yang telah disampaikan di atas maka menghapus mata pelajaran peta buta dari pelajaran ips (ilmu pengetahuan alam) atau geografi adalah bukan hal yang tepat. Untuk membuat pelajaran peta buta menjadi lebih menyenangkan, guru pengajar harus mampu membuat kreasi baru dalam kegiatan belajar mengajar peta buta. Caranya yaitu salah satunya dengan menjelaskan dengan tulisan, kata-kata maupun gambar tentang hal apa yang menarik atau yang khas dari setiap tempat agar menjadi lebih menarik di mata anak-anak sekolah. Dengan membuat pelajaran peta buta menjadi menyenangkan dan memberi banyak manfaat, maka pelajaran peta buta akan selalu ada di hati setiap orang.

Daftar Nama Hewan Endemik Asli INDONESIA

Di bawah ini adalah daftar nama-nama binatang/hewan yang asli endemik indonesia yang tersebar di seluruh pelosok tanah air dari sumatera hingga papua. Daftar ini hanya memuat sebagian kecil hewan penghuni asli negara indonesia dari kelas mamalia, reptilia, amfibia, aves dan pisces saja. Semoga daftar nama binatang ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
1. Kelompok Binatang/Hewan Amfibi alias Amfibia Katak tanpa paru-paru (Nama latin : Barbourula Borneoensis) - Daerah Endemis Kalimantan Kodok darah (Nama latin : Leptophryne cruentata) - Daerah Endemis Jawa Barat Kodok pohon ungaran (Nama latin : Philautus jacobsoni) - Daerah Endemis Jawa Tengah
2. Kelompok Binatang/Hewan Ikan alias Pisces Arwana emas (Nama latin : Scleropages formosus) - Daerah Endemis Sumatra Hiu karpet berbintik (Nama latin : Hemiscyllium freycineti) - Daerah Endemis Papua
3. Kelompok Binatang/Hewan Mamalia Anoa dataran rendah (Nama latin : Bubalus depressicornis) - Daerah Endemis Sulawesi Anoa pegunungan (Nama latin : Bubalus quarlesi) - Daerah Endemis Sulawesi Babirusa (Nama latin : Babyrousa babyrussa) - Daerah Endemis Sulawesi Badak jawa (Nama latin : Rhinoceros sondaicus) - Daerah Endemis Jawa Barat Badak sumatra (Nama latin : Dicerorhinus sumatrensis) - Daerah Endemis Sumatra Bajing palawan (Nama latin : Sundasciurus juvencus) - Daerah Endemis Sumatra dan Bali Bajing tanah (Nama latin : Lariscus hosei) - Daerah Endemis Kalimantan Bajing telinga botol (Nama latin : Callosciurrus adamsi) - Daerah Endemis Kalimantan Banteng jawa (Nama latin : Bos javanicus) - Daerah Endemis Jawa Bekantan (Nama latin : Nasalis larvatus) - Daerah Endemis Kalimantan Beruk mentawai (Nama latin : Macaca pagensis) - Daerah Endemis Mentawai Harimau sumatra (Nama latin : Panthera tigris sumatrae) - Daerah Endemis Sumatra Kambing hutan sumatra (Nama latin : Capricornis sumatraensis sumatraensis) - Daerah Endemis Sumatra Kancil jawa (Nama latin : Tragulus javanicus) - Daerah Endemis Jawa Kanguru pohon mantel emas (Nama latin : Dendrolagus pulcherrimus) - Daerah Endemis Papua Kelelawar berjenggot coklat (Nama latin : Taphozous achates) - Daerah Endemis Bali Kelinci belang sumatra (Nama latin : Nesolagus netscheri) - Daerah Endemis Sumatra Kera hitam sulawesi (Nama latin : Macaca nigra) - Daerah Endemis Sulawesi Utara Kucing merah (Nama latin : Catopuma badia) - Daerah Endemis Kalimantan Kukang jawa (Nama latin : Nycticebus javanicus) - Daerah Endemis Jawa Kuskus beruang (Nama latin : Ailurops ursinus) - Daerah Endemis Sulawesi Kuskus gebe (Nama latin : Phalanger alexandrae) - Daerah Endemis Maluku Utara Kuskus kerdil (Nama latin : Strigocuscus celebensis) - Daerah Endemis Sulawesi Kuskus mata biru (Nama latin : Phalanger matabiru) - Daerah Endemis Maluku Kuskus obi (Nama latin : Phalanger rothschildi) - Daerah Endemis Maluku Landak Borneo (Nama latin : Thecurus crassispinis) - Daerah Endemis Kalimantan Landak jawa (Nama latin : Hystrix javanica) - Daerah Endemis Jawa Landak sumatra (Nama latin : Hystrix sumatrae) - Daerah Endemis Jawa Lutung (Nama latin : Trachypithecus auratus) - Daerah Endemis Jawa Lutung dahi putih (Nama latin : Presbytis frontata) - Daerah Endemis Kalimantan Lutung merah (Nama latin : Presbytis rubicunda) - Daerah Endemis Kalimantan Macan dahan (Nama latin : Neofelis diardi) - Daerah Endemis Sumatra dan Kalimantan Macan tutul jawa (Nama latin : Panthera pardus) - Daerah Endemis Jawa Meong congkok (Nama latin : Prionailurus bengalensis) - Daerah Endemis Jawa Monyet ekor babi (Nama latin : Simias concolor) - Daerah Endemis Mentawai Musang sulawesi (Nama latin : Macrogalidia musschenbroekii) - Daerah Endemis Sulawesi Orang utan kalimantan (Nama latin : Pongo pygmaeus) - Daerah Endemis Kalimantan Orang utan sumatra (Nama latin : Pongo abelli) - Daerah Endemis Sumatra Owa jawa (Nama latin : Hylobates moloch) - Daerah Endemis Jawa Owa-owa (Nama latin : Hylobates muelleri) - Daerah Endemis Kalimantan Pesut (Nama latin : Orcaella brevirostris) - Daerah Endemis Kalimantan Timur Rusa bawean (Nama latin : Axis kuhlii) - Daerah Endemis Jawa Timur Rusa Timor (Nama latin : Cervus timorensis) - Daerah Endemis Bali dan Jawa Siamang (Nama latin : Hylobates syndactylus) - Daerah Endemis Sumatra Surili (Nama latin : Presbytis comata) - Daerah Endemis Jawa Tarsius bangka (Nama latin : Tarsius bancanus) - Daerah Endemis Sumatra dan Kalimantan Tarsius peleng (Nama latin : Tarsius pelengensis) - Daerah Endemis Sulawesi Tarsius pygmy (Nama latin : Tarsius pumilus) - Daerah Endemis Sulawesi Tarsius sangir (Nama latin : Tarsius sangirensis) - Daerah Endemis Sulawesi Utara Tarsius sulawesi (Nama latin : Tarsius tarsier) - Daerah Endemis Sulawesi Utara Tupai Mentawai (Nama latin : Tupaia chrysogaster) - Daerah Endemis Mentawai
4. Kelompok Binatang/Hewan Reptil alias Reptilia Kadal coklat kalimantan (Nama latin : Lanthanotus borneensis) - Daerah Endemis Kalimantan Komodo (Nama latin : Varanus komodoensis) - Daerah Endemis Nusa Tenggara Kura-kura leher ular (Nama latin : Chelodina mccordi)) - Daerah Endemis Pulau Roti, Nusa Tenggara Timur Penyu belimbing (Nama latin : Dermochelys coriacea) - Daerah Endemis Jawa Penyu hijau (Nama latin : Chelonia mydas) - Daerah Endemis Jawa Penyu lekang (Nama latin : Lepidochelys olivacea) - Daerah Endemis Jawa Penyu sisik (Nama latin : Eretmochelys imbricata) - Daerah Endemis Jawa
5. Kelompok Binatang/Hewan Unggas / Aves Burung cendrawasih (Nama latin : Paradisaea rubra) - Daerah Endemis Papua Burung maleo (Nama latin : Macrocephalon maleo) - Daerah Endemis Sulawesi Tengah Jalak Bali (Nama latin : Leucopsar rothschildi) - Daerah Endemis Bali Kasuari gelambir tunggal (Nama latin : Casuarius unappendiculatus) - Daerah Endemis Papua Kasuari kerdil (Nama latin : Casuarius bennetti) - Daerah Endemis Papua Nuri Sayap Hitam (Nama latin : Eos cyanogenia) - Daerah Endemis Papua Rangkong papan (Nama latin : Buceros bicornis) - Daerah Endemis Kalimantan
Masih ada banyak lagi binatang asli indonesia yang belum masuk daftar nama binatang asli indonesia di atas. Sumber : Wikipedia, Terima kasih.

Faktor punahnya hewan

.
Setiap makhluk hidup pasti akan mati termasuk kita manusia tidak terkecuali hewan dan tumbuhan. Kematian suatu jenis makhluk hidup secara terus menerus yang tidak diimbangi dengan regenarasi generasi penerus / keturunan (berkembang biak) adalah merupakan kepunahan. Punah berarti tidak akan ada lagi makhluk hidup itu selama-lamanya di muka bumi. Contoh spesies yang sudah punah adalah dinosaurus jenis t-rex.
Faktor Alasan Penyebab Kepunahan Suatu Spesies :
1. Daya Regenerasi Yang Rendah
Banyak hewan yang butuh waktu lama untuk masuk ke tahap berkembang biak, biasa memiliki satu anak perkelahiran, butuh waktu lama untuk merawat anak, sulit untuk kawin, anaknya sulit untuk bertahan hidup hingga dewasa, dan sebagainya. Tumbuhan tertentu pun juga terkadang membutuhkan persyaratan situasi dan kondisi yang langka untuk bisa tumbuh berkembang. Hal tersebut menyulitkan spesies yang memiliki daya regenerasi / memiliki keturunan rendah untuk memperbanyak dirinya secara signifikan. Berbeda dengan tikus, ayam, lalat, kelinci, dll yang mudah untuk melakukan regenerasi.
2. Campur Tangan Manusia
Adanya manusia terkadang menjadi malapetaka bagi keseimbangan makhluk hidup di suatu tempat. Manusia kadang untuk mendapatkan sesuatu yang berharga rela membunuh secara membabi buta tanpa memikirkan regenerasi hewan atau tumbuhan tersebut. Gajah misalnya dibunuhi para pemburu hanya untuk diambil gadingnya, harimau untuk kulitnya, monyet untuk dijadikan binatang peliharaan, dan lain sebagainya.
Perubahan areal hutan menjadi pemukiman, pertanian dan perkebunan juga menjadi salah satu penyebab percepatan kepunahan spesies tertentu. Mungkin di jakarta jaman dulu terdapat banyak spesies lokal, namun seiring terjadinya perubahan banyak spesies itu hilang atau pindah ke daerah wilayah lain yang lebih aman.
3. Bencana Alam Besar
Adanya bencana super dahsyat seperti tumbukan meteor seperti yang terjadi ketika jaman dinosaurus memungkinkan banyak spesies yang mati dan punah tanpa ada satu pun yang selamat untuk meneruskan keturunan di bumi. Sama halnya dengan jika habitat spesies tertentu yang hidup di lokasi yang sempit terkena bencana besar seperti bancir, kebakaran, tanah longsor, tsunami, tumbukan meteor, dan lain sebagainya maka kepunahan mungkin tidak akan terelakkan lagi.
4. Didesak Populasi Lain Yang Kuat
Kompetisi antar predator seperti macan tutul dengan harimau mampu membuat pesaing yang lemah akan terdesak ke wilayah lain atau bahkan bisa mati kelaparan secara masal yang menyebabkan kepunahan.
-----
Untuk itulah mari kita jaga satwa langka serta tumbuhan langka yang tersisa agar tidak punah dimakan waktu sehingga anak cucu kita bisa melihat hewan dan tumbuhan tersebut secara langsung


.

Pelestarian Hutan Sebagai Paru-Paru Bumi.

Berikut di bawah ini adalah teknik dan cara yang dapat digunakan untuk menjaga hutan kita tetap terjaga dari tangan-tangan perusak jahat. Perambahan hutan tanpa perencanaan dan etika untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya sangatlah berbahaya karena dapat merusak alam dan habitat serta komunitas hewan yang ada di dalamnya.
1. Mencegah cara ladang berpindah / Perladangan Berpindah-pindah
Terkadang para petani tidak mau pusing mengenai kesuburan tanah. Mereka akan mencari lahan pertanian baru ketika tanah yang ditanami sudah tidak subur lagi tanpa adanya tanggung jawab membiarkan ladang terbengkalai dan tandus. Sebaiknya lahan pertanian dibuat menetap dengan menggunakan pupuk untuk menyuburkan tanah yang sudah tidak produktif lagi.
2. Waspada-Waspadalah & Hati-Hati Terhadap Api
Hindari membakar sampah, membuang puntung rokok, membuat api unggun, membakar semak, membuang obor, dan lain sebagainya yang dapat menyebabkan kebakaran hutan. Jika menyalakan api di dekat atau di dalam hutan harus diawasi dan dipantau agar tidak terjadi hal-hal yang lebih buruk. Kebakaran hutan dapat mengganggu kesehatan manusia dan hewan di sekitar lokasi kebakaran dan juga tempat yang jauh sekalipun jika asap terbawa angin kencang.
3. Reboisasi Lahan Gundul dan Metode Tebang Pilih
Kombinasi kedua teknik adalah sesuatu yang wajib dilakukan oleh para pelilik sertifikan HPH atau Hak Pengelolaan Hutan. Para perusahaan penebang pohon harus memilih-milih pohon mana yang sudah cukup umur dan ukuran untuk ditebang. Setelah meneang satu pohon sebaiknya diikuti dengan penanaman kembali beberapa bibit pohon untuk menggantikan pohon yang ditebang tersebut. Lahan yang telah gundul dan rusak karena berbagai hal juga diusahakan dilaksanakan reboisasi untuk mengembalikan pepohonan dan tanaman yang telah hilang.
4. Menempatkan Penjaga Hutan / Polisi Kehutanan / Jagawana
Dengan menempatkan satuan pengaman hutan yang jujur dan menggunakan teknologi dan persenjataan lengkap diharapkan mempu menekan maraknya aksi pengrusakan hutan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Bagi para pelaku kejahatan hutan diberikan sangsi yang tegas dan dihukum seberat-beratnya. Hutan adalah aset / harta suatu bangsa yang sangat berharga yang harus dipertahankan keberadaannya demi anak cucu di masa yang akan datang.

Rabu, 15 Februari 2012

satria pala: uji coba 3

satria pala: uji coba 3

uji coba 3

satria pala: uji coba 2

satria pala: uji coba 2

uji coba 2

satria pala: uji coba 1

satria pala: uji coba 1

uji coba 1

satria pala: terjun in curug belot

satria pala: terjun in curug belot

terjun in curug belot

satria pala: Reppling satria pala with yuli

satria pala: Reppling satria pala with yuli

Reppling satria pala with yuli

satria pala: Reppling satria pala with kawer

satria pala: Reppling satria pala with kawer

Reppling satria pala with kawer

satria pala: Reppling satria pala with huda

satria pala: Reppling satria pala with huda

Reppling satria pala with huda

satria pala: Reppling satria pala with adish

satria pala: Reppling satria pala with adish

satria pala: Reppling satria pala with joko

satria pala: Reppling satria pala with joko

Reppling satria pala with joko

Reppling satria pala with adish





Rabu, 08 Februari 2012

satria pala: Sejarah Gunung Slamet

satria pala: Sejarah Gunung Slamet

Sejarah Gunung Slamet

Sejarah Gunung Slamet



Gunung Slamet adalah gunung yang berada di kabupaten Purbalingga, Brebes dan Banjarnegara. Tepatnya di sebelah Barat kota Purbalingga dan sebelah Utara kota Purwokerto pada ketinggian Gunung ini mencapai 3432 m dpl dan termasuk gunung berapi tertinggi di Jawa dengan memiliki 4 buah kawah aktif yang terletak di puncaknya, sehingga dianjurkan untuk mendaki puncak sebelum pukul 10 pagi untuk menghindari adanya gas beracun. Dari puncak dapat terlihat gunung-gunung lainnya di jawa tengah seperti gunung Sumbing, Sindoro, merbabu, merapi bahkan kalau sedang cerah bisa melihat gunung Lawu.

Pada bulan-bulan tertentu cuaca di gunung ini sangat ekstrim dan seringkali terjadi badai pada puncaknya, suhu udara turun dengan drastis untuk mengantisipasinya jangan lupa membawa baju hangat, jas hujan dan kantung tidur agar tidak terkena hipotermia jika ingin mendaki gunung ini. Sebagian jalur pendakian amat curam dan pada musim hujan, jalur pendakian menjadi semakin berat karena jalur tersebut terisi oleh air.

Sebagian masyarakat jawa mempercayai bahwa gunung slamet adalah pusat dari pulau Jawa. Mereka juga menyebut gunung ini dengan nama gunung Lanang. Bahkan mereka juga percaya bahwa gunung ini adalah gunung yang angker, yang banyak didiami oleh mahluk halus. Terlepas dari mitos dan kepercayaan yang ada, gunung ini merupakan gunung yang indah, terutama di Pelawangan yaitu daerah sebelum puncak.

Ada beberapa pintu masuk untuk mendaki gunung ini yaitu melalui Bambangan, Batu Raden, Kaliwadas dan Randudongka. Tapi jalur resminya adalah melalui Bambangan, jalur-jalur lainnya sudah ditutup untuk keselamatan. Pemandangan yang di temui melalui pintu masuk Bambangan cukup beragam, dari pintu masuk perkebunan mendominasi rute perjalanan, lalu berganti dengan hutan hujan tropis, mendekati puncak berganti dengan semak semak, dan puncaknya berupa batu-batuan dan pasir. Jalur yang ditempuh cukup sulit dengan rata-rata kemiringan lebih dari 400.

Jalur Bambangan: 
Bambangan merupakan sebuah desa yang terletak di lereng gunung slamet.
Dari desa ini menuju pos pertama melalui perkebunan sayur yang masih dapat ditempuh dengan motor sampai pos pesanggrahan perum perhutani Serang, setalah itu perjalanan harus dilanjutkan dengan berjalan kaki. Biasanya pendaki memulai perjalanan pada sore untuk menghindari panasnya sengatan matahari ketika berjalan diperkebunan yang terbuka.





"Salam Lestari"

Selasa, 07 Februari 2012

satria pala: PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DALAM KEGIATAN ALAM TERBUKA

satria pala: PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DALAM KEGIATAN ALAM TERBUKA

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DALAM KEGIATAN ALAM TERBUKA

I. PENDAHULUAN
Kegiatan Alam Terbuka (KAT) adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan di lokasi yang masih alami baik berupa hutan, perbukitan, pantai dll. Kegiatan di alam terbuka saat ini banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai salah satu alternatif wisata, kegiatan pendidikan dan bahkan penelitian. Selain untuk tujuan-tujuan tersebut, kegiatan ini juga bermanfaat untuk mengenal Kebesaran Illahi melalui keajaiban alam yang merupakan ciptaan-Nya berupa berbagai keneragaman hayati yang sangat beraneka ragam yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri.
Namun dalam pelaksanaanya, kegiatan ini ternyata memiliki resiko yang cukup tinggi. Karena tidak seperti kegiatan wisata lainnya yang didukung oleh fasilitas yang menunjang keselamatan pelaku atau pengunjung, Kegiatan Alam Terbuka justru sangat rentan terjadinya kecelakaan karena memang kegiatan ini dilaksanakan ditempat yang masih alami seperti kondisi perbukitan terjal, jurang, aliran sungai yang deras, dan kondisi alam lainnya yang berpotensi menimbulkan bahaya dan juga mempersulit upaya penyelamatan bagi korban atau penderita.
Meskipun bukan suatu hal yang diharapkan, kecelakaan (accident) memerlukan langkah antisipatif yang diantaranya dengan mengetahui atau mendiagnosa penyakit maupun akibat kecelakaan, penanganan terhadap korban dan evakuasi korban bila diperlukan. Hal ini memerlukan pengetahuan agar korban tidak mengalami resiko cidera yang lebih besar.
II. DEFINISI
Pertolongan Pertama (PP) adalah perawatan pertama yang diberikan kepada orang yang mendapat kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba datang sebelum mendapatkan pertolongan dari tenaga medis. Ini berarti:
1.     Pertolongan Pertama harus diberikan secara cepat walaupun perawatan selanjutnya tertunda.
2.     Pertolongan Pertama harus tepat sehingga akan meringankan sakit korban bukan menambah sakit korban.
III. DASAR-DASAR PERTOLONGAN PERTAMA
Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum si korban mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita sembuh dari penyakit yang dialami. Pertolongan Pertama biasanya diberikan oleh orang-orang disekitar korban yang diantaranya akan menghubungi petugas kesehatan terdekat. Pertolongan ini harus diberikan secara cepat dan tepat sebab penanganan yang salah dapat berakibat buruk, cacat tubuh bahkan kematian.
Namun sebelum kita memasuki pembahasan kearah penanggulangan atau pengobatan terhadap luka, akan lebih baik kita berbicara dulu mengenai pencegahan terhadap suatu kecelakaan (accident), terutama dalam kegiatan di alam bebas. Selain itu harus kita garis bawahi bahwa situasi dalam berkegiatan sering memerlukan bukan sekedar pengetahuan kita tentang pengobatan, namun lebih kepada pemahaman kita akan prinsip-prinsip pertolongan terhadap korban. Sekedar contoh, beberapa peralatan yang disebutkan dalam materi ini kemungkinan tidak selalu ada pada setiap kegiatan, aka kita dituntut kreatif dan mampu menguasai setiap keadaan.
a. Prinsip Dasar
Adapun prinsip-prinsip dasar dalam menangani suatu keadaan darurat tersebut diantaranya:
1.     Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau kurang berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita menolong korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya.
2.     Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien. Hindarkan sikap sok pahlawan. Pergunakanlah sumberdaya yang ada baik alat, manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota.
3.     Biasakan membuat cataan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda lakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dsb. Catatan ini berguna bila penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.
b. Sistematika Pertolongan Pertama
Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah :
1. Jangan Panik
Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan diutamakan diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih mungkin untuk ditolong.
2. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya.
Pentingnya menjauhkan dari sumber kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakan ulang yang akan memperberat kondisi korban. Keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan pertolongan dengan tenang dan dapat lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada kondisi korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan secara tergesa-gesa yaitu dapat membahayakan atau memperparah kondisi korban.
3. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.
Bila pernafasan penderita berhenti segera kerjakan pernafasan bantuan.
1.     Pendarahan.
Pendarahan yang keluar pembuluh darah besar dapat membawa kematian dalam waktu 3-5 menit. Dengan menggunakan saputangan atau kain yang bersih tekan tempat pendarahan kuat-kuat kemudian ikatlah saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang, atau apapun juga agar saputangan tersebut menekan luka-luka itu. Kalau lokasi luka memungkinkan, letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.



 
5. Perhatikan tanda-tanda shock.
Korban-korban ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari letak anggota tubuh yang lain. Apabila korban muntah-muntah dalm keadaan setengah sadar, baringankan telungkup dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang lainnya. Cara ini juga dilakukan untuk korban-korban yang dikhawatirkan akan tersedak muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya. Apabila penderita mengalami cidera di dada dan penderita sesak nafas (tapi masih sadar) letakkan dalam posisi setengah duduk.
6. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru.
Korban tidak boleh dipindahakan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan cidera yang dialaminya kecuali bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan bagi korban dibiarkan ditempat tersebut. Apabila korban hendak diusung terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang patah dibidai. Dalam mengusung korban usahakanlah supaya kepala korban tetap terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat oleh kotoran atau muntahan.
7. Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan.
Setelah dilakukan pertolongan pertama pada korban setelah evakuasi korban ke sentral pengobatan, puskesmas atau rumah sakit. Perlu diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving dan mengurangi kecacatan, bukan terapi. Serahkan keputusan tindakan selanjutnya kepada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.


 
IV. KASUS-KASUS KECELAKAAN ATAU GANGGUAN DALAM KEGIATAN ALAM TERBUKA
Berikut adalah kasus-kasus kecelakaan atau gangguan yang sering terjadi dalam kegiatan di alam terbuka berikut gejala dan penanganannya:
a. Pingsan (Syncope/collapse) yaitu hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan O2, lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), hiploglikemia, animea.
Gejala
·         Perasaan limbung
·         Lemas
·         Pandangan berkunang-kunang
·         Tak respon (beberapa menit)
·         Telinga berdenging
·         Menguap berlebihan
·         Nafas tidak teratur
·         Keringat dingin
·         Muka pucat
·         Denyut nadi lambat
·         Biji mata melebar
·          
Penanganan
1.     Baringkan korban dalam posisi terlentang
2.     Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
3.     Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat pernafasan
4.     Beri udara segar
5.     Periksa kemungkinan cedera lain
6.     Selimuti korban
7.     Korban diistirahatkan beberapa saat
8.     Bila tak segera sadar >> periksa nafas dan nadi >> posisi stabil >> Rujuk ke instansi kesehatan
b. Dehidrasi yaitu suatu keadaan dimana tubuh mengalami kekurangan cairan. Hal ini terjadi apabila cairan yang dikeluarkan tubuh melebihi cairan yang masuk. Keluarnya cairan ini biasanya disertai dengan elektrolit (K, Na, Cl, Ca). Dehidrasi disebabkan karena kurang minum dan disertai kehilangan cairan/banyak keringat karena udara terlalu panas atau aktivitas yang terlalu berlebihan.
Gejala dan tanda dehidrasi
NO
Dehidrasi ringan
Dehidrasi sedang
Dehidrasi berat
1
Defisit cairan 5% dari berat badan
Defisit cairan antara 5-10% dari berat badan
Defisit cairan lebih dari 10% dari berat badan
2
Penderita merasa haus
Nadi lemah
Hipotensi
3
Denyut nadi lebih dari 90x/menit
Nadi lebih dari 90x/menit
Nadi sangat lemah, sampai tak terasa
4

Sangat haus
Kejang-kejang
5


Mata cekung
Penanganan
1.     Mengganti cairan yang hilang dan mengatasi shock
2.     mengganti elektrolit yang lemah
3.     Mengenal dan mengatasi komplikasi yang ada
4.     Memberantas penyebabnya
5.     Rutinlah minum jangan tunggu haus
c. Asma yaitu penyempitan/gangguan saluran pernafasan.
Gejala
·         Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas
·         Terdengar suara nafas tambahan
·         Otot Bantu nafas terlihat menonjol (dileher)
·         Irama nafas tidak teratur
·         Terjadinya perubahan warna kulit (merah/pucat/kebiruan/sianosis)
·         Kesadaran menurun (gelisah/meracau)
Penanganan
1.     Tenangkan korban
2.     Bawa ketempat yang luas dan sejuk
3.     Posisikan ½ duduk
4.     Atur nafas
5.     Beri oksigen (bantu) bila diperlukan
d. Pusing/Vertigo/Nyeri Kepala yaitu sakit kepala yang disebabkan oleh kelelahan, kelaparan, gangguan kesehatan dll.
Gejala
·         Kepala terasa nyeri/berdenyut
·         Kehilangan keseimbangan tubuh
·         Lemas


 
Penanganan
1.     Istirahatkan korban
2.     Beri minuman hangat
3.     beri obat bila perlu
4.     Tangani sesuai penyebab
e. Maag/Mual yaitu gangguan lambung/saluran pencernaan.
Gejala
·         Perut terasa nyeri/mual
·         Berkeringat dingin
·         Lemas
Penanganan
1.     Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun berbaring sesuai kondisi korban
2.     Beri minuman hangat (teh/kopi)
3.     Jangan beri makan terlalu cepat
f. Lemah jantung yaitu nyeri jantung yang disebabkan oleh sirkulasi darah kejantung terganggu atau terdapat kerusakan pada jantung.
Gejala
·         Nyeri di dada
·         Penderita memegangi dada sebelah kiri bawah dan sedikit membungkuk
·         Kadang sampai tidak merespon terhadap suara
·         Denyut nadi tak teraba/lemah
·         Gangguan nafas
·         Mual, muntah, perasaan tidak enak di lambung
·         Kepala terasa ringan
·         Lemas
·         Kulit berubah pucat/kebiruan
·         Keringat berlebihan
Tidak semua nyeri pada dada adalah sakit jantung. Hal itu bisa terjadi karena gangguan pencernaan, stress, tegang.
Penanganan
1.     Tenangkan korban
2.     Istirahatkan
3.     Posisi ½ duduk
4.     Buka jalan pernafasan dan atur nafas
5.     Longgarkan pakaian dan barang barang yang mengikat pada badan
6.     Jangan beri makan/minum terlebih dahulu
7.     Jangan biarkan korban sendirian (harus ada orang lain didekatnya)
f. Histeria yaitu sikap berlebih-lebihan yang dibuat-buat (berteriak, berguling-guling) oleh korban; secara kejiwaan mencari perhatian.
Gejala
·         Seolah-olah hilang kesadaran
·         Sikapnya berlebihan (meraung-raung, berguling-guling di tanah)
·         Tidak dapat bergerak/berjalan tanpa sebab yang jelas
Penanganan
1.     Tenangkan korban
2.     Pisahkan dari keramaian
3.     Letakkan di tempat yang tenang
4.     Awasi
g. Mimisan yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung karena suhu ekstrim (terlalu panas/terlalu dingin)/kelelahan/benturan.
Gejala
·         Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri
·         Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung tersumbat oleh darah
·         Kadang disertai pusing
Penanganan
1.     Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman
2.     Tenangkan korban
3.     Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
4.     Diminta bernafas lewat mulut
5.     Bersihkan hidung luar dari darah
6.     Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan Pertama
h. Kram yaitu otot yang mengejang/kontraksi berlebihan.
Gejala
·         Nyeri pada otot
·         Kadang disertai bengkak
Penanganan
1.     Istirahatkan
2.     Posisi nyaman
3.     Relaksasi
4.     Pijat berlawanan arah dengan kontraksi
i. Memar yaitu pendarahan yang terdi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan keras.
Gejala
·         Warna kebiruan/merah pada kulit
·         Nyeri jika di tekan
·         Kadang disertai bengkak
Penanganan
1.     Kompres dingin
2.     Balut tekan
3.     Tinggikan bagian luka
J. Keseleo yaitu pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya disertai kram.
Gejala
·          
·         Bengkak
·         Nyeri bila tekan
·         Kebiruan/merah pada derah luka
·         Sendi terkunci
·         Ada perubahan bentuk pada sendi


 
Penanganan
1.     Korban diposisikan nyaman
2.     Kompres es/dingin
3.     Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan
4.     Tinggikan bagian tubuh yang luka
k. Luka yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba karena kekerasan/injury.
Gejala
·         Terbukanya kulit
·         Pendarahan
·         Rasa nyeri
Penanganan
1.     Bersihkan luka dengan antiseptic (alcohol/boorwater)
2.     Tutup luka dengan kasa steril/plester
3.     Balut tekan (jika pendarahannya besar)
4.     Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menangani luka:
1.     Ketika memeriksa luka: adakah benda asing, bila ada:
o    Keluarkan tanpa menyinggung luka
o    Kasa/balut steril (jangan dengan kapas atau kain berbulu)
o    Evakuasi korban ke pusat kesehatan
2.     Bekuan darah: bila sudah ada bekuan darah pada suatu luka ini berarti luka mulai menutup. Bekuan tidak boleh dibuang, jika luka akan berdarah lagi.
l. Pendarahan yaitu keluarnya darah dari saluran darah kapan saja, dimana saja, dan waktu apa saja. Penghentian darah dengan cara
1.     Tenaga/mekanik, misal menekan, mengikat, menjahit dll
1.     Fisika:
·         Bila dikompres dingin akan mengecil dan mengurangi pendarahan
·         Bila dengan panas akan terjadinya penjedalan dan mengurangi
1.     Kimia: Obat-obatan
2.     Biokimia: vitamin K
3.     Elektrik: diahermik
m. Patah Tulang/fraktur yaitu rusaknya jaringan tulang, secara keseluruhan maupun sebagian
Gejala
·         Perubahan bentuk
·         Nyeri bila ditekan dan kaku
·         Bengkak
·         Terdengar/terasa (korban) derikan tulang yang retak/patah
·         Ada memar (jika tertutup)
·         Terjadi pendarahan (jika terbuka)

Jenisnya
·         Terbuka (terlihat jaringan luka)
·         Tertutup
Penanganan
1.     Tenangkan korban jika sadar
Untuk patah tulang tertutup
1.     Periksa Gerakan (apakah bagian tubuh yang luka bias digerakan/diangkat)
Sensasi (respon nyeri) / Sirkulasi (peredaran darah
1.     Ukur bidai disisi yang sehat
2.     Pasang kain pengikat bidai melalui sela-sela tubuh bawah
3.     Pasang bantalan didaerah patah tulang
4.     Pasang bidai meliputi 2 sendi disamping luka
5.     Ikat bidai
6.     Periksa GSS
Untuk patah tulang terbuka
1.Buat pembalut cincin untuk menstabilkan posisi tulang yang mencuat
2.Tutup tulang dengan kasa steril, plastik, pembalut cincin
3.Ikat dengan ikatan V
4.Untuk selanjutnya ditangani seperti pada patah tulang tertutup
Tujuan Pembidaian
1.     Mencegah pergeseran tulang yang patah
2.     memberikan istirahat pada anggota badan yang patah
3.     mengurangi rasa sakit
4.     Mempercepat penyembuhan
n. Luka Bakar yaitu luka yangterjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api, air panas, listrik, atau zat-zat yang bersifat membakar)
Penanganan
1.     Matikan api dengan memutuskan suplai oksigen
2.     Perhatikan keadaan umum penderita
3.     Pendinginan
·         Membuka pakaian penderita/korban
·         Merendam dalam air atau air mengalir selama 20 atau 30 menit. Untuk daerah wajah, cukup dikompres air
1.     Mencegah infeksi
o    Luka ditutup dengan perban atau kain bersih kering yang tak dapat melekat pada luka
o    Penderita dikerudungi kain putih
o    Luka jangan diberi zat yang tak larut dalam air seperti mentega, kecap dll
2.     Pemberian sedative/morfin 10 mg im diberikan dalam 24 jam sampai 48 jam pertama
3.     Bila luka bakar luas penderita diKuasakan
4.     Transportasi kefasilitasan yang lebih lengkap sebaiknya dilakukan dalam satu jam bila tidak memungkinkan masih bisa dilakukan dalam 24-48 jam pertama dengan pengawasan ketat selama perjalanan.
5.     Khusus untuk luka bakar daerah wajah, posisi kepala harus lebih tinggi dari tubuh.


 
o. Hipotermia yaitu suhu tubuh menurun karena lingkungan yang dingin
Gejala
·         Menggigil/gemetar
·         Perasaan melayang
·         Nafas cepat, nadi lambat
·         Pandangan terganggu
·         Reaksi manik mata terhadap rangsangan cahaya lambat
Penanganan
1.     Bawa korban ketempat hangat
2.     Jaga jalan nafas tetap lancar
3.     Beri minuman hangat dan selimut
4.     Jaga agar tetap sadar
5.     Setelah keluar dari ruangan, diminta banyak bergerak (jika masih kedinginan)
p. Keracunan makanan atau minuman
Gejala
·         Mual, muntah
·         Keringat dingin
·         Wajah pucat/kebiruan

Penanganan
1.     Bawa ke tempat teduh dan segar
2.     Korban diminta muntah
3.     Diberi norit
4.     Istirahatkan
5.     Jangan diberi air minum sampai kondisinya lebih baik
q. Gigitan binatang gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupakan alat dari binatang tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu yang mengancam keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi dua jenis; yang berbisa (beracun) dan yang tidak memiliki bisa. Pada umumnya resiko infeksi pada gigitan binatang lebih besar daripada luka biasa.
Pertolongan Pertamanya adalah:
·         Cucilah bagian yang tergigit dengan air hangat dengan sedikit antiseptik
·         Bila pendarahan, segera dirawat dan kemudian dibalut
Ada beberapa jenis binatang yang sering menimbulkan ganguan saat melakukan kegiatan di alam terbuka, diantaranya:
1. Gigitan Ular
Tidak semua ular berbisa, akan tetapi hidup penderita/korban tergantung pada ketepatan diagnosa, maka pad keadaan yang meragukan ambillah sikap menganggap ular tersebut berbisa. Sifat bisa/racun ular terbagi menjadi 3, yaitu
1.     Hematotoksin (keracunan dalam)
2.     Neurotoksin (bisa/racun menyerang sistem saraf)
3.     Histaminik (bisa menyebabkan alergi pada korban)
Nyeri yang sangat dan pembengkakan dapat timbul pada gigitan, penderita dapat pingsan, sukar bernafas dan mungkin disertai muntah. Sikap penolong yaitu menenangkan penderita adalah sangat penting karena rata-rata penderita biasanya takut mati.
Penanganan untuk Pertolongan Pertama:
1.     Telentangkan atau baringkan penderita dengan bagian yang tergigit lebih rendah dari jantung.
2.     Tenangkan penderita, agar penjalaran bisa ular tidak semakin cepat
3.     Cegah penyebaran bias penderita dari daerah gigitan
o    Torniquet di bagian proximal daerah gigitan pembengkakan untuk membendung sebagian aliran limfa dan vena, tetapi tidak menghalangi aliran arteri. Torniquet / toniket dikendorkan setiap 15 menit selama + 30 detik
o    Letakkan daerah gigitan dari tubuh
o    Berikan kompres es
o    Usahakan penderita setenang mungkin bila perlu diberikan petidine 50 mg/im untuk menghilangkan rasa nyeri
4.     Perawatan luka
o    Hindari kontak luka dengan larutan asam Kmn 04, yodium atau benda panas
o    Zat anestetik disuntikkan sekitar luka jangan kedalam lukanya, bila perlu pengeluaran ini dibantu dengan pengisapan melalui breastpump sprit atau dengan isapan mulut sebab bisa ular tidak berbahaya bila ditelan (selama tidak ada luka di mulut).
5.     Bila memungkinkan, berikan suntikan anti bisa (antifenin)
6.     Perbaikan sirkulasi darah
o    Kopi pahit pekat
o    Kafein nabenzoat 0,5 gr im/iv
o    Bila perlu diberikan pula vasakonstriktor
7.     Obat-obatan lain
o    Ats
o    Toksoid tetanus 1 ml
o    Antibiotic misalnya: PS 4:1
2. Gigitan Lipan
Ciri-ciri
1.     Ada sepasang luka bekas gigitan
2.     Sekitar luka bengkak, rasa terbakar, pegal dan sakit biasanya hilang dengan sendirinya setelah 4-5 jam
Penanganan
1.     Kompres dengan yang dingin dan cuci dengan obat antiseptik
2.     Beri obat pelawan rasa sakit, bila gelisah bawa ke paramedik
3. Gigitan Lintah dan Pacet
Ciri-ciri
1.     Pembengkakan, gatal dan kemerah-merahan (lintah)

Penanganan
1.     Lepaskan lintah/pacet dengan bantuan air tembakau/air garam
2.     Bila ada tanda-tanda reaksi kepekaan, gosok dengan obat atau salep anti gatal
4. Sengatan Lebah/Tawon dan Hewan Penyengat lainnya
Biasanya sengatan ini kurang berbahaya walaupun bengkak, memerah, dan gatal. Namun beberapa sengatan pada waktu yang sama dapat memasukkan racun dalam tubuh korban yang sangat menyakiti.
Perhatian:
·         Dalam hal sengatan lebah, pertama cabutlah sengat-sengat itu tapi jangan menggunakan kuku atau pinset, Anda justru akan lebih banyak memasukkan racun kedalam tubuh. Cobalah mengorek sengat itu dengan mata pisau bersih atau dengan mendorongnya ke arah samping
·         Balutlah bagian yang tersengat dan basahi dengan larutan garam inggris.
V. EVAKUASI KORBAN
Adalah salah satu tahapan dalam Pertolongan Pertama yaitu untuk memindahkan korban ke lingkungan yng aman dan nyaman untuk mendapatkan pertolongan medis lebih lanjut.
Prinsip Evakuasi
1.     Dilakukan jika mutlak perlu
2.     Menggunakan teknik yang baik dan benar
3.     Penolong harus memiliki kondisi fisik yang prima dan terlatih serta memiliki semangat untuk menyelamatkan korban dari bahaya yang lebih besar atau bahkan kematian


 
Alat Pengangutan
Dalam melaksanakan proses evakusi korban ada beberapa cara atau alat bantu, namun hal tersebut sangat tergantung pada kondisi yang dihadapi (medan, kondisi korban ketersediaan alat). Ada dua macam alat pengangkutan, yaitu:
1. Manusia
Manusia sebagai pengangkutnya langsung. Peranan dan jumlah pengangkut mempengaruhi cara angkut yang dilaksanakan.
Bila satu orang maka penderita dapat:
·         Dipondong : untuk korban ringan dan anak-anak
·         Digendong : untuk korban sadar dan tidak terlalu berat serta tidak patah tulang
·         Dipapah : untuk korban tanpa luka di bahu atas
·         Dipanggul/digendong
·         Merayap posisi miring
Bila dua orang maka penderita dapat:
Maka pengangkutnya tergantung cidera penderita tersebut dan diterapkan bila korban tak perlu diangkut berbaring dan tidak boleh untuk mengangkut korban patah tulang leher atau tulang punggung.
·         Dipondong : tangan lepas dan tangan berpegangan
·         Model membawa balok
·         Model membawa kereta


 
2. Alat bantu
·         Tandu permanen
·         Tandu darurat
·         Kain keras/ponco/jaket lengan panjang
·         Tali/webbing
Persiapan
Yang perlu diperhatikan:
1. Kondisi korban memungkinkan untuk dipindah atau tidak berdasarkan penilaian kondisi dari: keadaan respirasi, pendarahan, luka, patah tulang dan gangguan persendian
2. Menyiapkan personil untuk pengawasan pasien selama proses evakuasi
3. Menentukan lintasan evakusi serta tahu arah dan tempat akhir korban diangkut
4. Memilih alat
5. Selama pengangkutan jangan ada bagian tuhuh yang berjuntai atau badan penderita yang tidak daolam posisi benar







 
VI. FARMAKOLOGI
Farmakologi adalah pengetahuan mengenai obat”n. Yg dibahas disini hanya sekedar obat”n standar yg sering dibutuhkan dalam Kegiatan Alam Terbuka.
NO
Nama Obat
Kegunaan
NO
Nama Obat
Kegunaan
1
CTM
Alergi, obat tidur
14
Oxycan
Memberi tambahan oksigen murni
2
Betadine
Antiseptik
15
Feminax
Nyeri haid
3
Demacolin
Flu, batuk
16
Spasmal
Nyeri haid
4
Entrostop
Diare
17
Counterpain
Pegal linu
5
Asma soho
Asma,sesak nafas
18
Alkohol 70%
Pembersih luka/antiseptic
6
Konidin
Batuk
19
Oralit
Dehidrasi
7
Rivanol
Pembersih luka/antiseptic
20
Chloroetil (obat semprot luar)/ pendix
Pengurang rasa sakit
8
Neo Napacyne
Asma, sesak nafas
21
Antalgin
Pengurang rasa sakit, pusing
9
Povidone Iodine
Antiseptik
22
Paracetamol
Penurun panas
10
Norit
Keracunan
23
Papaverin
Sakit perut
11
Antasida doen
Maag
24
Vitamin C
Sariawan
12
Gestamag
Maag
25
Damaben
Mual
13
Kina
Malaria
26
Dexametason
Sesak nafas



 
VII. PENUTUP
Pertolongan Pertama adalah sebagai suatu tindakan antisipatif dalam keadaan darurat namun memiliki dampak yang sangat besar bagi penderita atau korban. Kesalahan diagnosa dan penanganan dapat mendatangkan bahaya yang lebih besar, cacat bahkan kematian. Satu hal yang perlu diingat adalah Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum si korban mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita sembuh dari penyakit yang dialami. Serahkan penanganan selanjutnya (bila diperlukan) pada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.


“SALAM LESTARI”