Logo SATRIA PALA

Rabu, 19 Desember 2012

Tujuan/Fungsi/Manfaat Belajar Peta Buta di Sekolah

Peta buta adalah sebuah peta gambar dunia, negara atau wilayah tertentu yang tidak disertai dengan tulisan keterangan nama-nama daerahnya. Anak-anak sekolah biasanya mempelajari peta buta pada pelajaran ilmu pengetahuan sosial (ips) atau geografi. Selain peta buta, para siswa siswi sekolah pun dibekali dengan pelajaran tentang peta umum seperti cara membaca peta yang benar, cara membuat peta yang baik, arah mata angin, dan lain-lain.
Banyak orang yang benci dengan pelajaran peta buta, padahal pelajaran peta buta sangat baik bagi semua orang. Ada pula orang yang menyarankan agar pelajaran peta buta dihapus saja dari kurikulum pendidikan di sekolah-sekolah karena dianggap tidak bermanfaat/berguna bagi masa depan seorang anak. Dulu, saya sendiri pribadi pun menganggap bahwa pelajaran peta buta itu adalah pelajaran yang tidak penting, namun setelah saya menyadari bahwa saya adalah seorang yang buta peta dan buta daerah maka anggapan tersebut menjadi terbantahkan.
Beberapa Manfaat Mempelajari Pelajaran Peta Buta di Sekolah :
1. Melatih daya ingat anak-anak dari melihat suatu bentuk gambar
2. Mengatahui letak kota-kota di indonesia sehingga tahu jika mau ke suatu kota harus lewat kota apa saja 3. Bisa menyadari betapa pentingnya kemampuan membaca peta dalam mencari keberadaan suatu tempat
4. Mengetahui hal apa saja yang menarik, khas, atau yang penting untuk diketahui dari suatu tempat
5. Memahami betapa luasnya wilayah negara kita dan juga dunia
Dari beberapa manfaat yang telah disampaikan di atas maka menghapus mata pelajaran peta buta dari pelajaran ips (ilmu pengetahuan alam) atau geografi adalah bukan hal yang tepat. Untuk membuat pelajaran peta buta menjadi lebih menyenangkan, guru pengajar harus mampu membuat kreasi baru dalam kegiatan belajar mengajar peta buta. Caranya yaitu salah satunya dengan menjelaskan dengan tulisan, kata-kata maupun gambar tentang hal apa yang menarik atau yang khas dari setiap tempat agar menjadi lebih menarik di mata anak-anak sekolah. Dengan membuat pelajaran peta buta menjadi menyenangkan dan memberi banyak manfaat, maka pelajaran peta buta akan selalu ada di hati setiap orang.

Daftar Nama Hewan Endemik Asli INDONESIA

Di bawah ini adalah daftar nama-nama binatang/hewan yang asli endemik indonesia yang tersebar di seluruh pelosok tanah air dari sumatera hingga papua. Daftar ini hanya memuat sebagian kecil hewan penghuni asli negara indonesia dari kelas mamalia, reptilia, amfibia, aves dan pisces saja. Semoga daftar nama binatang ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
1. Kelompok Binatang/Hewan Amfibi alias Amfibia Katak tanpa paru-paru (Nama latin : Barbourula Borneoensis) - Daerah Endemis Kalimantan Kodok darah (Nama latin : Leptophryne cruentata) - Daerah Endemis Jawa Barat Kodok pohon ungaran (Nama latin : Philautus jacobsoni) - Daerah Endemis Jawa Tengah
2. Kelompok Binatang/Hewan Ikan alias Pisces Arwana emas (Nama latin : Scleropages formosus) - Daerah Endemis Sumatra Hiu karpet berbintik (Nama latin : Hemiscyllium freycineti) - Daerah Endemis Papua
3. Kelompok Binatang/Hewan Mamalia Anoa dataran rendah (Nama latin : Bubalus depressicornis) - Daerah Endemis Sulawesi Anoa pegunungan (Nama latin : Bubalus quarlesi) - Daerah Endemis Sulawesi Babirusa (Nama latin : Babyrousa babyrussa) - Daerah Endemis Sulawesi Badak jawa (Nama latin : Rhinoceros sondaicus) - Daerah Endemis Jawa Barat Badak sumatra (Nama latin : Dicerorhinus sumatrensis) - Daerah Endemis Sumatra Bajing palawan (Nama latin : Sundasciurus juvencus) - Daerah Endemis Sumatra dan Bali Bajing tanah (Nama latin : Lariscus hosei) - Daerah Endemis Kalimantan Bajing telinga botol (Nama latin : Callosciurrus adamsi) - Daerah Endemis Kalimantan Banteng jawa (Nama latin : Bos javanicus) - Daerah Endemis Jawa Bekantan (Nama latin : Nasalis larvatus) - Daerah Endemis Kalimantan Beruk mentawai (Nama latin : Macaca pagensis) - Daerah Endemis Mentawai Harimau sumatra (Nama latin : Panthera tigris sumatrae) - Daerah Endemis Sumatra Kambing hutan sumatra (Nama latin : Capricornis sumatraensis sumatraensis) - Daerah Endemis Sumatra Kancil jawa (Nama latin : Tragulus javanicus) - Daerah Endemis Jawa Kanguru pohon mantel emas (Nama latin : Dendrolagus pulcherrimus) - Daerah Endemis Papua Kelelawar berjenggot coklat (Nama latin : Taphozous achates) - Daerah Endemis Bali Kelinci belang sumatra (Nama latin : Nesolagus netscheri) - Daerah Endemis Sumatra Kera hitam sulawesi (Nama latin : Macaca nigra) - Daerah Endemis Sulawesi Utara Kucing merah (Nama latin : Catopuma badia) - Daerah Endemis Kalimantan Kukang jawa (Nama latin : Nycticebus javanicus) - Daerah Endemis Jawa Kuskus beruang (Nama latin : Ailurops ursinus) - Daerah Endemis Sulawesi Kuskus gebe (Nama latin : Phalanger alexandrae) - Daerah Endemis Maluku Utara Kuskus kerdil (Nama latin : Strigocuscus celebensis) - Daerah Endemis Sulawesi Kuskus mata biru (Nama latin : Phalanger matabiru) - Daerah Endemis Maluku Kuskus obi (Nama latin : Phalanger rothschildi) - Daerah Endemis Maluku Landak Borneo (Nama latin : Thecurus crassispinis) - Daerah Endemis Kalimantan Landak jawa (Nama latin : Hystrix javanica) - Daerah Endemis Jawa Landak sumatra (Nama latin : Hystrix sumatrae) - Daerah Endemis Jawa Lutung (Nama latin : Trachypithecus auratus) - Daerah Endemis Jawa Lutung dahi putih (Nama latin : Presbytis frontata) - Daerah Endemis Kalimantan Lutung merah (Nama latin : Presbytis rubicunda) - Daerah Endemis Kalimantan Macan dahan (Nama latin : Neofelis diardi) - Daerah Endemis Sumatra dan Kalimantan Macan tutul jawa (Nama latin : Panthera pardus) - Daerah Endemis Jawa Meong congkok (Nama latin : Prionailurus bengalensis) - Daerah Endemis Jawa Monyet ekor babi (Nama latin : Simias concolor) - Daerah Endemis Mentawai Musang sulawesi (Nama latin : Macrogalidia musschenbroekii) - Daerah Endemis Sulawesi Orang utan kalimantan (Nama latin : Pongo pygmaeus) - Daerah Endemis Kalimantan Orang utan sumatra (Nama latin : Pongo abelli) - Daerah Endemis Sumatra Owa jawa (Nama latin : Hylobates moloch) - Daerah Endemis Jawa Owa-owa (Nama latin : Hylobates muelleri) - Daerah Endemis Kalimantan Pesut (Nama latin : Orcaella brevirostris) - Daerah Endemis Kalimantan Timur Rusa bawean (Nama latin : Axis kuhlii) - Daerah Endemis Jawa Timur Rusa Timor (Nama latin : Cervus timorensis) - Daerah Endemis Bali dan Jawa Siamang (Nama latin : Hylobates syndactylus) - Daerah Endemis Sumatra Surili (Nama latin : Presbytis comata) - Daerah Endemis Jawa Tarsius bangka (Nama latin : Tarsius bancanus) - Daerah Endemis Sumatra dan Kalimantan Tarsius peleng (Nama latin : Tarsius pelengensis) - Daerah Endemis Sulawesi Tarsius pygmy (Nama latin : Tarsius pumilus) - Daerah Endemis Sulawesi Tarsius sangir (Nama latin : Tarsius sangirensis) - Daerah Endemis Sulawesi Utara Tarsius sulawesi (Nama latin : Tarsius tarsier) - Daerah Endemis Sulawesi Utara Tupai Mentawai (Nama latin : Tupaia chrysogaster) - Daerah Endemis Mentawai
4. Kelompok Binatang/Hewan Reptil alias Reptilia Kadal coklat kalimantan (Nama latin : Lanthanotus borneensis) - Daerah Endemis Kalimantan Komodo (Nama latin : Varanus komodoensis) - Daerah Endemis Nusa Tenggara Kura-kura leher ular (Nama latin : Chelodina mccordi)) - Daerah Endemis Pulau Roti, Nusa Tenggara Timur Penyu belimbing (Nama latin : Dermochelys coriacea) - Daerah Endemis Jawa Penyu hijau (Nama latin : Chelonia mydas) - Daerah Endemis Jawa Penyu lekang (Nama latin : Lepidochelys olivacea) - Daerah Endemis Jawa Penyu sisik (Nama latin : Eretmochelys imbricata) - Daerah Endemis Jawa
5. Kelompok Binatang/Hewan Unggas / Aves Burung cendrawasih (Nama latin : Paradisaea rubra) - Daerah Endemis Papua Burung maleo (Nama latin : Macrocephalon maleo) - Daerah Endemis Sulawesi Tengah Jalak Bali (Nama latin : Leucopsar rothschildi) - Daerah Endemis Bali Kasuari gelambir tunggal (Nama latin : Casuarius unappendiculatus) - Daerah Endemis Papua Kasuari kerdil (Nama latin : Casuarius bennetti) - Daerah Endemis Papua Nuri Sayap Hitam (Nama latin : Eos cyanogenia) - Daerah Endemis Papua Rangkong papan (Nama latin : Buceros bicornis) - Daerah Endemis Kalimantan
Masih ada banyak lagi binatang asli indonesia yang belum masuk daftar nama binatang asli indonesia di atas. Sumber : Wikipedia, Terima kasih.

Faktor punahnya hewan

.
Setiap makhluk hidup pasti akan mati termasuk kita manusia tidak terkecuali hewan dan tumbuhan. Kematian suatu jenis makhluk hidup secara terus menerus yang tidak diimbangi dengan regenarasi generasi penerus / keturunan (berkembang biak) adalah merupakan kepunahan. Punah berarti tidak akan ada lagi makhluk hidup itu selama-lamanya di muka bumi. Contoh spesies yang sudah punah adalah dinosaurus jenis t-rex.
Faktor Alasan Penyebab Kepunahan Suatu Spesies :
1. Daya Regenerasi Yang Rendah
Banyak hewan yang butuh waktu lama untuk masuk ke tahap berkembang biak, biasa memiliki satu anak perkelahiran, butuh waktu lama untuk merawat anak, sulit untuk kawin, anaknya sulit untuk bertahan hidup hingga dewasa, dan sebagainya. Tumbuhan tertentu pun juga terkadang membutuhkan persyaratan situasi dan kondisi yang langka untuk bisa tumbuh berkembang. Hal tersebut menyulitkan spesies yang memiliki daya regenerasi / memiliki keturunan rendah untuk memperbanyak dirinya secara signifikan. Berbeda dengan tikus, ayam, lalat, kelinci, dll yang mudah untuk melakukan regenerasi.
2. Campur Tangan Manusia
Adanya manusia terkadang menjadi malapetaka bagi keseimbangan makhluk hidup di suatu tempat. Manusia kadang untuk mendapatkan sesuatu yang berharga rela membunuh secara membabi buta tanpa memikirkan regenerasi hewan atau tumbuhan tersebut. Gajah misalnya dibunuhi para pemburu hanya untuk diambil gadingnya, harimau untuk kulitnya, monyet untuk dijadikan binatang peliharaan, dan lain sebagainya.
Perubahan areal hutan menjadi pemukiman, pertanian dan perkebunan juga menjadi salah satu penyebab percepatan kepunahan spesies tertentu. Mungkin di jakarta jaman dulu terdapat banyak spesies lokal, namun seiring terjadinya perubahan banyak spesies itu hilang atau pindah ke daerah wilayah lain yang lebih aman.
3. Bencana Alam Besar
Adanya bencana super dahsyat seperti tumbukan meteor seperti yang terjadi ketika jaman dinosaurus memungkinkan banyak spesies yang mati dan punah tanpa ada satu pun yang selamat untuk meneruskan keturunan di bumi. Sama halnya dengan jika habitat spesies tertentu yang hidup di lokasi yang sempit terkena bencana besar seperti bancir, kebakaran, tanah longsor, tsunami, tumbukan meteor, dan lain sebagainya maka kepunahan mungkin tidak akan terelakkan lagi.
4. Didesak Populasi Lain Yang Kuat
Kompetisi antar predator seperti macan tutul dengan harimau mampu membuat pesaing yang lemah akan terdesak ke wilayah lain atau bahkan bisa mati kelaparan secara masal yang menyebabkan kepunahan.
-----
Untuk itulah mari kita jaga satwa langka serta tumbuhan langka yang tersisa agar tidak punah dimakan waktu sehingga anak cucu kita bisa melihat hewan dan tumbuhan tersebut secara langsung


.

Pelestarian Hutan Sebagai Paru-Paru Bumi.

Berikut di bawah ini adalah teknik dan cara yang dapat digunakan untuk menjaga hutan kita tetap terjaga dari tangan-tangan perusak jahat. Perambahan hutan tanpa perencanaan dan etika untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya sangatlah berbahaya karena dapat merusak alam dan habitat serta komunitas hewan yang ada di dalamnya.
1. Mencegah cara ladang berpindah / Perladangan Berpindah-pindah
Terkadang para petani tidak mau pusing mengenai kesuburan tanah. Mereka akan mencari lahan pertanian baru ketika tanah yang ditanami sudah tidak subur lagi tanpa adanya tanggung jawab membiarkan ladang terbengkalai dan tandus. Sebaiknya lahan pertanian dibuat menetap dengan menggunakan pupuk untuk menyuburkan tanah yang sudah tidak produktif lagi.
2. Waspada-Waspadalah & Hati-Hati Terhadap Api
Hindari membakar sampah, membuang puntung rokok, membuat api unggun, membakar semak, membuang obor, dan lain sebagainya yang dapat menyebabkan kebakaran hutan. Jika menyalakan api di dekat atau di dalam hutan harus diawasi dan dipantau agar tidak terjadi hal-hal yang lebih buruk. Kebakaran hutan dapat mengganggu kesehatan manusia dan hewan di sekitar lokasi kebakaran dan juga tempat yang jauh sekalipun jika asap terbawa angin kencang.
3. Reboisasi Lahan Gundul dan Metode Tebang Pilih
Kombinasi kedua teknik adalah sesuatu yang wajib dilakukan oleh para pelilik sertifikan HPH atau Hak Pengelolaan Hutan. Para perusahaan penebang pohon harus memilih-milih pohon mana yang sudah cukup umur dan ukuran untuk ditebang. Setelah meneang satu pohon sebaiknya diikuti dengan penanaman kembali beberapa bibit pohon untuk menggantikan pohon yang ditebang tersebut. Lahan yang telah gundul dan rusak karena berbagai hal juga diusahakan dilaksanakan reboisasi untuk mengembalikan pepohonan dan tanaman yang telah hilang.
4. Menempatkan Penjaga Hutan / Polisi Kehutanan / Jagawana
Dengan menempatkan satuan pengaman hutan yang jujur dan menggunakan teknologi dan persenjataan lengkap diharapkan mempu menekan maraknya aksi pengrusakan hutan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Bagi para pelaku kejahatan hutan diberikan sangsi yang tegas dan dihukum seberat-beratnya. Hutan adalah aset / harta suatu bangsa yang sangat berharga yang harus dipertahankan keberadaannya demi anak cucu di masa yang akan datang.